Siapa saja yang mengharapkan sesuatu, maka diisyaratkan adanya tiga hal:
Pertama, menyukai apa yang diharapkan. Kedua, khawatir akan kehilangan apa yang
diharapkan. Ketiga, berusaha keras untuk mendapatkannya (Ibnu Qayyim
al-Jauziyyah).
Allah mensifati orang-orang yang bahagia dengan ihsan, 'kebaikam dan khauf
‘kekhawatiran'. Sebaliknya, Allah justru memberi sifat orang jahat dengan
keburukan dan rasa aman. Maksudnya, orang yang beramal kebaikan itu pasti
bahagia, namun mereka tetap merasa khawatir, sedangkan orang-orang yang berbuat
kejahatan pasti hina tetapi ia merasa. aman.
Orang-orang yang merenungkan keadaan para sahabat radhiyallahu ‘anhum
tentu akan menemukan mereka dalam puncak amal dan puncak kekhawatiran,
sedangkan kita semua berada pada posisi kekurangan bahkan melampaui batas,
tetapi perasaan kita aman-aman saja.
Umar ibn Khathab radhiyallahu ‘anhu ketika membaca surah at-Thur dan
ketika sampai pada ayat, “Sesungguhnya
siksa Tuhanmu pasti terjadi", ia menangis tersedu-sedu hingga jatuh
sakit dan banyak orang menengoknya. Umar berkata kepada puteranya saat
menghadapi kematian, “Letakkanlah pipiku di atas tanah. Barangkali Allah
menaruh belas kasih kepadaku." Lalu berkata lagi, "Celakalah kalau
Allah tidak mengampuni aku."
Bila berwirid di tengah malam dan melewati suatu ayat, anak Khathab ini
merasa takut lalu tinggal di rumah berhari-hari. Pada wajahnya tampak ada dua
garis hitam karena menangis. Demikian berdasar penuturan Ibnu Jauzi.
Ibnu Abbas berkata kepada Umar, “Allah menjadikan kota dan negeri-negeri
di bawahmu, menjadikanmu menaklukkan negeri-negeri tersebut. Allah berbuat baik
kepadamu.” Mendengar hiburan tersebut, Umar masih saja merasa cemas, “Aku
menginginkan selamat, bukan pahala maupun dosa.”
Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dengan tangisan dan kekhawatirannya. Rasa takut yang ada
padanya disebabkan dua hal, yaitu panjang angan dan hawa nafsu yang
diperturutkan.
Keponakan Nabi ini merenungi hakekat. La berkata, "Panjang angan akan
menjadikan seseorang lupa akan akhirat, sementara hawa nafsu yang diperturutkan
akan menghalangi orang dari kebenaran. Sesungguhnya dunia ini telah pergi dan
akhirat telah tiba. Setiap wanita yang mempunyai anak,hendaknya menjadikan mereka anak-anak
akhirat, dan janganlah menjadikan sebagai anak dunia. Sesungguhnya hari ini
adalah hari amal dan bukan perhitungan. Sedangkan besok adalah hari perhitungan
tanpa amal."
untaian mutiara hikmah
0 comments:
Post a Comment