Ads 468x60px

Wednesday, May 8, 2013

Renungan

"Hitunglah amal kalian, sebelum dihitung oleh Allah"

Muhasabah (introspeksi diri) dan istighfar adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur’an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir. Pergantian detik,hari,bulan, dan tahun bukan sekedar pergantian waktu, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan, dan apa yang akan kita perbuat esok.
Allah berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18).


Mengharap pertolongan Allah, menuju kejayaan Islam

Mengharap pertolongan Allah, menuju kejayaan Islam

Fitnah yang semakin kuat, perbuatan bid’ah dan kesyirikan merajalela,  musibah datang silih berganti, sertaketerbelakangan umat dari segala aspek kehidupan, merupakan gambaran kondisi yang menimpa umat di zaman ini.Kondisi tersebut merupakan efek dari jauhnya umat ini dari tuntunan mereka. Tuntunan yang mengantarkan pada kejayaan di dunia dan keselamatan di akhirat.
Kemunduran yang dialami umat islam saat ini tidak terlepas dari kesalahan umat itu sendiri, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya: “Katakanlah: Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri” [Ali Imran: 165]. Dan firmannya, artinya: “Dan apa saja musibah menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan)” [Asy-Syura: 30].
Keistiqomahan terhadap al Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam merupakan kunci kejayaan, kebahagiaan, kebaikan, kelurusan, keselamatan, kepemimpinan, dan kepoloporan umat Islam. Bukti yang mendukung hal ini terlihat jelas dalam peristiwa-peristiwa sejarah. Lihatlah ketika umat islam dibawah kekhalifahan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu  mampu meruntuhkan dua emperium besar pada saat itu yaitu Persia dan Romawi, lembaran sejarahpun telah mencatat bagaimana kesejahteraan umat di bawah kekhalifaan Umar bin Abdul Aziz, saksikan pula bagaimana Sultan al Fatih meruntuhkan konstantinopel, sejarahpunmenjadi saksi kejayaan umat islam disegala aspek kehidupan di Andalusia, serta peristiwa heroid lain dari pendahulu umat ini. Keberhasilan itu dapat diraih tidak lain karena mereka berpegang teguh kepada al Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam.
Seandainya saja umat kita mau kembali dan menghayati Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam kemudian mengamalkan hukum-hukum serta hikmah-hikmahnya, niscaya dengan izin Allah kejayaan umat ini akan kembali. Kejayaan islam akan kembali jika Allah telah memberikan pertolongan-Nya. Dalam al Qur’an dan As Sunnah telah disebutkan beberapa syarat atau hal yang dapat mendatangkan pertolongan Allah Subhanahu wa ta'ala, diantaranya:
Bertauhid, Iman, Amal Shaleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, Artinya: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh-sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku" [An-Nur : 55].
Menolong Agama Allah
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya: “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha Perkasa” [Al-Hajj: 160].
Menolong agama Allah ialah:
-     Menegakkan syariat-Nya dan dengan mengikuti petunjuk Nabi-Nya shallallahu 'alahi wa sallam, untuk mewujudkan peribadatan hanya kepada Allah, menghidupkan sunnah dan memberantas bid’ah.
-     Memberikan loyalitas kepada ahlu sunnah wal jam’ah, dan sebaliknya kepada ahli bid’ah.
-     Melaksanakan amal ma’ruf-nahi mungkar serta jihad melawan musuh-musuh Allah.
-     Mentaati Allah dan Rasul-Nya; menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah dan Rasul-Nya.
Orang yang demikian keadaannya, niscaya tidak akan dapat dikalahkan, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya: “Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu ?" [Ali Imran : 160].
Sabar dan Taqwa
Sesungguhnya Allah telah menjanjikan orang yang bersabar dan bertaqwa untuk memberikan pertolongan, bantuan, kemenangan, keberuntungan dan punahnya tipu daya musuh. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya: Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda. Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala-bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan) mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”[Ali Imran: 125-126].
Dan firmannya, artinya: “Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan” [Ali Imran: 120].
Nabi shallallahu 'alahi wa sallam bersabda, artinya: “Ketahuilah bahwa jalan keluar disertai kesulitan, bahwa kemenangan disertai kesabaran dan sesungguhnya bersama kesukaran terdapat kemudahan” [HR. Ahmad].
Orang yang Teraniaya Mendapat Janji Pertolongan dari Allah, Apalagi Jika Ia Seorang Mukmin yang Bertaqwa
            Allah Subhanahu wa ta'ala menjadikan do’a orang yang terzalimi makbul dan tidak ada penghalang yang menutupi do’a itu dari Allah. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya: Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”.[Al Hajj: 39]. Dan firman-Nya, Artinya: “Demikianlah, dan barang siapa membalas seimbang dengan penganiayaan yang pernah ia derita kemudian ia dianiaya lagi, pasti Allah akan menolongnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun” [Al Hajj: 60].
            Terdapat pula riwayat bahwa Allah pada hari kiamat akan mengqishas kambing yang bertanduk karena menganiaya kambing yang tidak bertanduk [Hadits Riwayat Tirmidzi], ini merupakan kesempurnaan keadilan Allah Subhanahu wa ta'ala. Terhadap binatang saja demikian, apalagi terhadap suatu masyarakat yang dikucilkan, diusir dari negerinya sendiri.
Mengikuti Agama Secara Benar
            Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya: Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai” [At-Taubah: 33].
            Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda, artinya: “Sungguh-sungguh perkara (Islam) ini akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang. Dan tidak tersisa sebuah rumah tembok pun, tidak pula rumah ilalang pun kecuali akan Allah akan masukkan agama ini ke dalamnya; dengan kemulian orang mulia atau kehinaan orang hina. Kemuliaan yang Allah muliakan Islam dengannya (orang mulia tersebut), dan kehinaan yang Allah hinakan kekafiran dengan orang hina tersebut” [Hadits Riwayat Ahmad].
            Inilah janji yang termuat dalam kitab Allah dan tertuang melalui lisan Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam. Janji Allah Subhanahu wa ta'ala tidak mungkin diingkari, sebab Allah tidak mengingkari janji.
Menghindari Kegentaran dan Perselisihan
            Umat Islam tidak mengalami kekalahan kecuali karena pertentangan dan perpecahan diantara mereka. Seandainya mereka bersatu padu dalam kalimat tauhid, sama-sama berpegang teguh pada tali Agama Allah, berjihad melawan musuh-musuhnya untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan menegakkan tauhidullah serta memberantas habis kemusyrikan, niscaya Allah menolongnya. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya: Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” [Al-Anfaal: 46].
Melakukan Persiapan untuk Perang (Moril dan Materil)
            Melakukan Persiapan untuk Perang yaitu dengan melakukan upaya-upaya sesuai dengan Sunnah Nabawiyah yang telah ditempuh oleh para nabi, padahal para Nabi adalah orang-orang yang sangat jujur dan tawakkal kepada Allah. Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alahi wa sallam pernah muncul dengan mengenakan dua buah baju zirah dalam satu peperangan, beliau juga memakai pelindung kepala dalam peperangan.
            Demikian pula para sahabatnya-pun radhiyallahu ‘anhum mengenakan baju zirah yang menyelimuti seluruh tubuh. Dan ini tidak menghilangkan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)” [Al-Anfaal: 60].
            Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar Dia memberikan taufiq kepada kita untuk melakukan usaha-usaha ke arah kemenangan dan kejayaan Islam. Pada hari kemenagan itulah kaum mukminin bergembira ria mendapat pertolongan Allah Subhanahu wa ta'ala. Allahu ‘alam.





 

Facebook

ILMU

Berilmu sebelum berkata dan beramal

Alfatih Travel

Dapatkan tiket pesawat termurah,
(semua maskapai).
0852 5531 5532 (Faisal Hardiawan)